Ambil saja yang perlu
Selama seminggu ditinggal istri ke Indonesia, saya lebih banyak ditemani televisi dan jadi sering menonton acara televisi. Ada beberapa hal menarik yang saya kira bisa kita pelajari dari orang Jepang seperti apa yang ditampilkan dalam acara televisi Jepang. Kali ini saya ingin menjelaskan mengapa judul tulisan ini adalah ambil saja yang perlu?
Secara kebetulan, dalam beberapa program televisi Jepang seminggu ini, sering dibahas perihal ikan. Mungkin karena orang Jepang suka makan ikan, tayangan mengenai ikan sebenarnya bukan hal yang aneh dan jarang. Namun, karena kesempatan melihat acara televisi hanya ada waktu liburan dan sendirian, saya baru bisa mengambil hikmah dari tayangan tersebut baru-baru ini saja. Dalam tiap tayangan, terutama ketika sedang melaut dan menangkap ikan, tidak semua ikan diambil oleh nelayan Jepang. Mereka hanya mengambil ikan yang memang biasa dan enak dimakan. Ketika di jaring mereka juga tertangkap ikan jenis lain, misalnya ikan hias, dengan segera mereka akan mengembalikannya ke laut.
Kesadaran itu tidak hanya dimiliki para nelayannya, tetapi juga anggota masyarakat Jepang yang lain. Ketika ada pembawa acara yang berkesempatan melaut dengan nelayan Thailand, mereka meminta agar Nelayan Thai melepaskan ikan clown atau ikan badut yang tertangkap jaring. Kata mereka, "Kita ambil saja yang perlu; yang tidak perlu kita kembalikan lagi." Betapa tingginya pemahaman lingkungan di dalam masyarakat Jepang sehingga mereka terbiasa mengambil hanya ikan yang dibutuhkan saja dan tidak mengotori lingkungan sekitarnya. Ibarat pepatah: mengambil ikan tetapi tidak membuat keruh airnya. Bayangkan saja, jika para nelayan Indonesia--juga nelayan Asia Tenggara lain--seperti itu, tentu akan masih banyak terumbu karang yang hidup di Indonesia. Tentu kerusakan lingkungan laut dan pantai kita tidak separah sekarang. Ternyata, masyarakat kita masih sebatas masyarakat simbolis. Lebih suka menggunakan dan mengotak-atik simbol-simbol daripada mewujudkannya dalam kerja nyata. Jadi, iklan layanan masyarakat bertema selamatkan terumbu karang kita pun hanya akan dimaknai sebagai simbol. Tidak lebih.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home