Obrolan Santai

Situs Tak Resmi Totok Suhardiyanto

My Photo
Name:
Location: Jakarta, Indonesia

I am an open-minded person who want to meet more good friends

Friday, November 17, 2006

Once upon a time in Jakarta:
Sekitar Mabes TNI-AL Gunung Sahari

Semua orang tentu punya kenangan tertentu terhadap kota tempat tinggalnya. Begitu juga dengan saya. Jakarta menjadi salah satu dari beberapa kota yang menorehkan sepenggal kisah bagi saya. Ya, di kota inilah saya tumbuh dari usia anak-anak, remaja, sampai akhirnya dewasa. Di kota ini pula saya mempunyai kenangan manis tentang masa-masa remaja, cinta monyet, dan masa-masa pancaroba menjelang dewasa sampai akhirnya mendapatkan jodoh. Saya akan kisahkan secara bersambung di bawah cerita berjudul "Once upon a time in Jakarta".

Saya pindah ke Jakarta bersama keluarga pada penghujung tahun 1970-an. Karena saya berasal dari keluarga militer, pindah tempat tinggal dan pindah sekolah bukanlah hal yang asing bagi saya. Setelah mengembara ke beberapa pelosok nusantara, akhirnya ayah saya ditempatkan di Jakarta sebagai perwira menengah di Markas Besar TNI-AL, Jakarta. Kala itu, Mabes TNI-AL menempati lahan seluas beberapa hektar di Bungur, Jalan Gunung Sahari. Sekarang pun kelihatannya masih ada beberapa kantor TNI-AL di sana, salah satunya adalah Markas Polisi Militer AL. Namun, markas besarnya sendiri sudah pindah ke Cilangkap pada awal tahun 1980-an.

Waktu itu, belum ada mikrolet biru telor asin M12 Jurusan Senen-Kota berseliweran di depan Markas Besar TNI-AL. Seingat saya kala itu masih banyak opelet. Yang paling saya ingat adalah bus Pelita Mas Jaya jurusan Cilitan-Lapangan Banteng berwarna biru gelap yang lewat Jalan Gunung Sahari dan Pasar Senen. Ya, berbagai perusahaan bus swasta tempo doeloe semacam Saudaranta, Ajiwirya, Pelita Mas Jaya, Djakarta Transport, Medal Sekarwangi, Gamadi, SMS, dan Merantama memang masih berseliweran di Jakarta sampai akhirnya habis diakuisisi oleh pemerintah dan menjadi UNIT I, III, V, VIII, A, B, dan C di bawah manajemen PPD. Ya, yang masih bertahan sampai sekarang adalah Mayasari Bhakti, bus kota yang dahulu berwarna khas hijau pupus. Jika ingin tahu lebih lanjut hal ihwal tentang perusahaan otobis ini silakan klik situs 80-an

Meskipun karier ayah saya cukup bagus--ketika itu akan diangkat menjadi panitia pembelian dua kapal selam terbaru KRI Cakra dan KRI Nenggala dan akan bertugas di Belanda selama beberapa tahun--kelihatannya tradisi eksodus keluarga saya terhenti di Jakarta. Pertengahan tahun 1980, Sang Khalik memanggil ayah tercinta ketika beliau mengikuti pendidikan sehubungan dengan rencana keberangkatan ke Belanda. Mulai dari sini, kisah hidup saya penuh dengan perjuangan. Kadang-kadang pahit, kadang-kadang manis.

1 Comments:

Blogger Unknown said...

Mas Totok,
Aku dulu tingal di Gununga Sahari IV lho! deket Pomal itu. dan sekarang KTP-ku belon diganti, eman2 - sekarang mas Totok tinggal dimana ya! atau dulunya dimana koq deskripsinya jadi membuatku rindu gunung sahari, bungur, jl. garuda, patrice lumumba and warteg di deket lampu merah jl. garuda

1:43 AM  

Post a Comment

<< Home