Obrolan Santai

Situs Tak Resmi Totok Suhardiyanto

My Photo
Name:
Location: Jakarta, Indonesia

I am an open-minded person who want to meet more good friends

Tuesday, October 16, 2007

Mengapa hanya setahun sekali?

Dari berita di koran, saya mendengar bahwa hiruk-pikuk mudik lebaran terjadi di mana-mana. Dan, di mana-mana kemacetan berkilo-kilo meter menjadi sebagai sebuah kewajaran. Begitu fenomenal memang tradisi mudik lebaran di tanah air. Pesawat habis tiketnya, bus penuh, kereta sesak, dan kapal laut pun tak luput dari serbuan pemudik. Sekian tahun silam, hal itu sangat akrab dengan diri saya. Jadi, saya tahu betul apa yang dicari oleh pemudik dengan berdesak-desakan mulai dari antre tiket, naik ke atas alat angkut, sampai dalam perjalanan selanjutnya. Semua itu bermuara pada hal yang kurang lebih sama: keinginan berlebaran di kampung halaman, keinginan berkumpul dengan sanak keluarga, dan kembali ke tempat kita berasal. Ada ikatan kekeluargaan yang cukup kuat pada manusia Indonesia yang tidak bisa terlindas oleh modernitas dan kemajuan zaman. Paling tidak hingga lebaran tahun ini. Semua itu menafikan analisis para ahli yang mengatakan bahwa ikatan batin orang Indonesia dengan keluarga, tanah leluhur dan kampung halaman sudah mulai renggang.

Fokus tulisan kali ini bukan pada fenomena arus mudik yang kini didominasi oleh kendaraan bermotor roda dua, melainkan pada hal lain yang lebih menarik. Biasanya pada saat lebaran, kita semua saling bersikap manis dan pemaaf, serta berusaha mengisi hari dengan menebarkan senyuman. Semuanya itu kita lakukan bukan dalam rangka tebar pesona, melainkan karena kita sadar betul bahwa lebaran adalah saatnya semua kembali ke kilometer nol. Tidak ada kemarahan, tidak ada kegusaran, dan tidak ada kedengkian. Tiba-tiba orang yang dulunya kikir, kini menjadi baik hati. Orang yang sebelumnya enggan bertegur sapa, kini menjadi ramah. Namun, sayangnya, hal itu tidak terjadi terus-menerus. Hanya terjadi setahun sekali pada saat lebaran. Seandainya lebaran terjadi setiap hari. Alangkah indahnya hidup ini.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home