Iklim dan Ekonomi
Ketika saya menulis ini, mungkin di Denpasar para pemuncak pemerintahan di dunia sedang beradu argumen dalam mengupayakan pengurangan emisi ke atmosfer dunia, serta menciptakan sebuah fase perdagangan yang berwawasan lingkungan. Saya tercenung memikirkan bahwa betapa sebuah upaya penyelamatan lingkungan begitu bergantungnya pada upaya-upaya ekonomi yang dilakukan komunitas internasional. Akibatnya terjadi posisi tawar-menawar yang cukup kuat di antara pelaku-pelaku ekonomi di dunia: negara-negara Uni Eropa di satu sisi, Amerika, Jepang dan Kanada di sisi lain, negara-negara berkembang pemilik hutan tropis di keping lain, dan juga negara-negara pengekspor minyak di keping satu lagi. Belum terhitung pula kepingan negara-negara yang paling rentan terkena dampak perubahan iklim. Rumit memang memikirkan persoalan perubahan iklim ini karena banyaknya mozaik yang harus diperhatikan.
Ada beberapa sudut pandang yang memang perlu disamakan dalam memandang persoalan ini. Biasanya, orang berbicara ekonomi karena itu menyangkut persoalan "hari ini" atau "dalam waktu dekat ini". Sementara itu, orang berbicara lingkungan karena itu dianggap menyangkut "masa depan" atau "masa yang akan datang". Namun, sesungguhnya apa yang dianggap "in the future" itu sebenarnya sudah "in the near future" atau malah sudah berlangsung. Lihat saja perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan dan hasil pertanian atau perkebunan di beberapa negara.
Perubahan iklim juga membangkitkan badai berdaya rusak tinggi di beberapa kawasan. Juga menimbulkan bencana hujan deras dan angin puting beliung di negara-negara seperti Indonesia. Jadi, persoalan lingkungan dan perubahan iklim sudah selayaknya diletakkan pada porsi menu "hari ini", bukan lagi "nanti"; dan sudah tidak bisa lagi ditunda-tunda pencegahannya kalau tidak ingin kiamat klimatis benar-benar menjadi kenyataan. Jangan-jangan, tanpa kita sadari, bencana klimatis berskala besar itu sudah mengintip kehidupan kita dan sudah berada di ambang pintu halaman rumah kita.
Labels: Iklim